:Tradisi Meninabobokkan Anak
Oleh Linny Oktovianny
KETIKA bayi atau anak kecil sulit tidur atau terbangun terus ketika sedang tidur, maka dengan bergegas Sang Ibu akan meninabobokkannya dengan berbagai lagu yang diiramakan yang disebut nenggung. Namun, sangat disayangkan tradisi nenggung di kalangan masyarakat Palembang dan sekitarnya hanyalah tinggal kenangan. Tradisi nenggung sekarang tinggal cerita. Orang tua masa kini sudah tidak dapat lagi meninabobokkan anaknya dengan nenggung karena sudah ada penggantinya. Nenggung sudah dapat digantikan dengan berbagai lagu anak atau lagu-lagu masa kini yang tentu saja yang dapat dihapal oleh Ibu si anak. Saat ini, banyak alternatif lagu atau musik yang lebih menjanjikan, antara lain radio, kaset, CD, bahkan DVD. Wajarlah, para ibu masa kini sudah tak dapat meninabobokkan anaknya dalam belaian atau buaian ibunya.
Nenggung adalah nyanyian berupa pantun untuk menidurkan anak yang berisi ajaran agama, moral, dan nasihat yang berguna sehingga anak merasa nyaman tidur. Biasanya nenggung dituturkan ketika anak akan tidur atau susah tidur karena suatu hal, antara lain karena sakit atau perasaan tidak nyaman. Nenggung dapat dituturkan oleh Ibu, ayah, nenek, kakek, atau sanak keluarga lainnya yang dekat dengan si anak. Setakat ini, nenggung pada etnis Palembang jarang digunakan lagi bahkan nyaris punah.
Berikut adalah cuplikan Nenggung:
Lailahaillahlah Muhamaddarasullulah
Hul malikul haqqul Mubin
Muhammadurrosullulah
Shadiqul wa’dul Aamiin
Berapo banyak barang di peti
Cuma sikok tekepel beringin
Berapo banyak wong di sini
Cuma sikok yang aku ingin
Papan cuci kayunyo jati
Buahnyo si hitam putih
Sudah lama kami nuruti
Rambutku hitam jadi putih
Jalan-jalan kampong ujung
Hari panas terbuka payung
Mato lenting, hidung mancung
Seperti bulan awan mengandung
Buah delimo di dalam peti
Campak di tanah betangkai empat
Sudah lamo kami menanti
Baru sekarang kamek mendapat
Anjing ini penjaga ruma
Ristan makanan ia terima
Kalu pintar kito ternama
Kalu buyan idup merana
Nak minjem jarum sulaman
Jangan sampe hilang ukurnyo
Dicium pelan-pelan
Jangan sampe ilang pupurnyo
Buah mangga di bungkus rapat
Padi di ladang di makan kuda
Dua tiga boleh kudapat
Tidak sama dengen ananda
Ngesek biola di bawa tanggo
Kaco ruma remuk jualan cino
Makmano hati dak gilo
Nyelek cucung dak becelano
Durian campak dengen durinyo
Campak ke sekel dak kan luko
Awak baik dengen budinyo
Sampe mati dak kan kulupo
Nak gugur-gugurlah nangko
Jangan nimpo si batang padi
Nak tiduk, tiduklah mato
Jangan nyinto si main lagi
Artinya:
Berapa banyak barang di peti
Hanya satu terkepal beringin
Berapo banyak orang di sini
Hanya satu yang aku ingin
Papan cuci kayunya jati
Buahnyasi hitam putih
Sudah lama kami turuti
Rambutku hitam jadi putih
Jalan-jalan kampung ujung
Hari panas terbuka payung
Mata lenting, hidung mancung
Seperti bulan awan mengandung
Buah delimadi dalam peti
Jatuh di tanah bertangkai empat
Sudah lamakami menanti
Baru sekarang kami mendapat
Anjing ini penjaga rumah
Sisa makanan ia terima
Kalau pintar kita ternama
Kalau bodoh hidup merana
Ingin meminjam jarum sulaman
Jangan sampai hilang ukurnya
Dicium pelan-pelan
Jangan sampai hilang bedaknya
Buah mangga di bungkus rapat
Padi di ladang di makan kuda
Dua tiga boleh kudapat
Tidak sama dengan ananda
Menggesek biola di bawah tangga
Kaca rumah remuk jualan Cina
Bagaimana hati tak gila
Melihat cucu tidak bercelana
Durian jatuh dengan durinya
Jatuh ke kaki tidakkan luka
Kamu baik dengan budinya
Sampai mati tidakkan kulupa
Mau gugur-gugurlah nangka
Jangan menimpa si batang padi
Mau tidur, tiduklah mata
Jangan menyinta si main lagi
Nenggung di atas dituturkan sambil si anak ditimang-timang atau diayun agar si anak segera tidur.
23 Februari 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar