Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam
menegaskan, sebagai kepala daerah ia bisa mengeluarkan instruksi tembak
di tempat bagi pelaku anarkisme. Soalnya ulah mereka bisa merusak citra
dan nama daerah.
"Saya dan seluruh unsur Muspida telah bertekad untuk bertindak tegas
kepada pelaku anarkisme, bahkan melalui instruksi bisa dilakukan tembak
ditempat bagi pelaku," kata Nur Alam saat menutup "Workshop
Internasional Celebrating Diversity, Living Harmony" di Kendari, Sabtu
(10/9).
Nur kesal terjadi pertikaian pada Kamis (8/9) malam yang menewaskan dua
mahasiswa Universitas Haluoleo. Apalagi peristiwa itu terjadi tak lama
setelah Deklarasi Kendari dibacakan. Nur memastikan, keributan itu
murni kriminal.
Nur menegaskan, operasi-operasi terus dilakukan sehingga tidak terulang
lagi kejadian yang mencoreng citra lembaga akademik tersebut. Dia juga
menyatakan perang kepada siapapun yang mencoba-coba bertindak
anarkhisme dan menjadikan peristiwa itu seolah-olah sebagai konflik
SARA.
Peristiwa yang menimbulkan korban jiwa itu terjadi bersamaan dengan
penyelenggaraan Workshop internasional Celebrating Diversity yang
digelar Asosiasi Tradisi Lisan bekerja sama dengan Unhalu, Unesco dan
Pemerintah setempat.
Dikatakannya, even internasional itu merupakan momentum historikal bagi
Unhalu dan Pemprov Sulawesi Tenggara karena berupa even internasional
dan masih dalam suasana dies natalies ke 30 Unhalu serta Idul Fitri.
"Seminar sudah berjalan lancar meskipun sedikit ada gangguan," tambahnya.(Ant/ICH)
Sumber: Metrotvnews.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar