10 Oktober 2008

SEMINAR INTERNASIONAL DAN FESTIVAL TRADISI LISAN NUSANTARA VI

LISAN VI

1.Latar Belakang
Salah satu kekayaan kultural masyarakat Indonesia sebagaimana sering diungkapkan orang, adalah apa yang biasa disebut intangible cultural heritage (ICH). Salah satu perwujudan ICH yang penting untuk diperhatikan adalah tradisi lisan. Sebagai produk kultural, tradisi lisan mengandung berbagai hal yang menyangkut hidup dan kehidupan komunitas pemiliknya, yang disampaikan melalui tuturan dan sebagiannya ada yang kemudian diabadikan dalam naskah.
Sebagai produk kultural pula, tradisi bukanlah sesuatu yang statis tanpa perubahan dan perkembangan. Tradisi selalu mengalami transformasi seiring dengan dinamika sosial masyarakat itu sendiri, baik transformasi isi, bentuk, maupun keduanya dan berganti dengan tradisi yang baru yang dirasakan oleh masyarakatnya lebih cocok dengan situasi, kondisi , dan minat yang berlaku.
Seminar ke VI ini mengetengahkan tema “Tradisi Lisan sebagai Kekuatan Kultural Membangun Peradaban”. Tema ini merupakan kelanjutan dari tema-tema yang telah diketengahkan dalam seminar-seminar sebelumnya. Seminar I tahun 1993 dengan tema “ Tradisi, Inovasi, dan Tantangan Tradisi Lisan; Seminar ke II tahun 1996 dengan tema “Kajian Tradisi Lisan Masa Lalu, Masa Kini, dan Masa Mendatang” Seminar ke III pada tahun 1999 sebagai bagian dari kegiatan Festival Budaya Nusantara (FBN) dengan tema “Suara-Suara Milenium: Dialog Antarbudaya”; Seminar ke IV dengan tema “Tradisi Lisan dalam Konteks Budaya Masa Kini”; dan Seminar ke V tahun 2006 dengan tema “Dinamika dan Revitalisasi Tradisi Lisan”. Kesemua kegiatan seminar tersebut di atas diadakan bersama dengan kegiatan Festival Tradisi Lisan yang juga relevan dengan tema seminar.
2.Tujuan
Tujuan kegiatan Seminar dan Festival ini adalah:
1. Memberi perhatian pada tradisi lisan beserta komunitasnya yang biasanya masuk dalam kelompok minoritas, termarginalkan karena berbagai sebab, baik internal maupun eksternal. Diharapkan kegiatan ATL dapat memberikan sumbangan pemikiran dan temuan kepada pemerintah dalam membuat kebijakan-kebijakan, khususnya kebijakan nasional untuk mengangkat daerah tertinggal, kelompok minoritas, dan pemberdayaan wanita.
2. Memperkenalkan berbagai kesenian tradisi di luar komunitasnya agar terjalin saling menghargai dan memahami di antara komunitas seni dengan komunitas penontonnya.
3. Memperkenalkan kekayaan tradisi maritim Nusantara yang begitu luar biasa yang justru jarang diketengahkan sebagai salah satu kekuatan kultural.
3.Tema dan Acara
Tema Seminar Internasional Tradisi Lisan ke VI ini adalah “Tradisi Lisan Sebagai Kekuatan Kultural Membangun Peradaban”. Topik-topik yang dapat dibahas dari tema tersebut adalah:
1. Potensi Tradisi Lisan Wakatobi sebagai Kekuatan Kultural;
2. Tradisi Lisan Maritim sebagai Kekuatan Kultural;
3. Demokrasi dalam Tradisi Lisan;
4. Peran Kelompok Minoritas;
5. Pengelolaan dan Penguatan Tradisi Lisan;
6. Lain-lain sesuai dengan tema utama.
Festival Tradisi Lisan yang akan diadakan bersamaan dengan acara seminar ini akan mengetengahkan berbagai tradisi maritim dari wilayah Indonesia Timur. Pihak Pemkab Wakatobi akan mengundang juga tradisi dari Papua New Guinia, Philipina Selatan, dan Timor Leste. Selain itu, akan diluncurkan 4 buku terbitan terbaru ATL, Pameran Foto, Film, dan Buku, Kerajinan Rakyat, Bazar, Wisata Laut.
4.Waktu dan Tempat
Kegiatan Seminar dan Festival akan dilaksanakan pada tanggal 1—3 Desember 2008 di Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Check in di Pulau Wangi-Wangi, Wakatobi, tanggal 30 November 2008, dan check out tanggal 4 Desember 2008. Seminar akan dilaksanakan pada pagi hari mulai pukul 8.00—16.30 dan malamnya mulai pukul 19.00 akan dilanjutkan dengan Festival. Tuan rumah kegiatan ini adalah Bupati Wakatobi. Kegiatan diadakan bersamaan dengan dibukanya Bandara Udara Wakatobi.
5. Penyaji Makalah
Pemakalah undangan terdiri dari para pakar berbagai bidang yang berasal dari dalam dan luar negeri. Selain pemakalah undangan, semua peminat tradisi lisan dapat mengajukan makalah.
Makalah akan diseleksi oleh panitia dan yang akan disajikan dalam sidang sebanyak 18 makalah. Makalah yang tidak disajikan dalam sidang akan dipertimbangkan untuk diterbitkan dalam Warta ATL atau dibagikan pada acara tersebut.
Untuk penyeleksian, abstrak pemakalah diterima panitia paling lambat 20 Oktober 2008. Panjang abstrak makalah kurang lebih 400 kata dan dibuat rangkap tiga. Panitia akan memberitahukan jawaban hasil seleksi makalah secara tertulis atau via email pada akhir Oktober 2008.
Pemakalah yang makalahnya terpilih untuk disajikan dalam seminar akan mendapatkan fasilitas akomodasi, konsumsi, penggantian biaya seminar, dan transportasi dalam negeri.
6. Peserta
Peserta Lisan VI terdiri dari 36 orang pemakalah, 20 orang peserta undangan, dan sekitar 100 orang peserta biasa. Peserta seminar sekaligus dapat menyaksikan festival tradisi lisan, pameran (buku, foto, dan film), bazar, peluncuran buku, wisata laut, kunjungan ke Pulau Hoga dan Tomia, dan seminar serta pertunjukan di atas kapal.
Peserta festival berkisar sekitar 10 kelompok dari Indonesia Timur dan negara tetangga.
Peserta pameran adalah Direktorat Jendral Sejarah dan Purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI, KITLV-Jakarta, Pusat Bahasa, Yayasan Obor Indonesia, dan dari daerah setempat.
7. Biaya
Peserta biasa menanggung biaya transportasi untuk mengikuti kegiatan ini. Akomodasi dan konsumsi selama kegiatan berlangsung akan disediakan oleh panitia.
8. Lain-lain
A. Alternatif Transportasi
1. Pesawat Udara
a. Rute Jakarta—Makassar : dengan pesawat Garuda, Lion, Batavia, Sriwijaya
b. Rute Makassar—Kendari : dengan pesawat Merpati, Lion, Batavia, Sriwijaya
c. Rute Makassar –Tomia : dengan pesawat charter
2. Kapal Laut
a. Rute Makassar—Bau-bau: dengan kapal PELNI
à jadwal: (konfirmasi). Lama perjalanan 32 jam
b. Rute Bau-bau—Wanci : dengan kapal lokal
à jadwal : setiap hari pukul 21.00. Lama perjalanan 8 jam.
c. Rute Kendari—Wanci : dengan kapal lokal
à jadwal : setiap hari Senin, Selasa, Kamis, dan Sabtu pukul 10.00 pagi. Lama perjalanan 9 jam.
B. Peminat yang ingin mendaftarkan diri sebagai peserta dan mendapatkan keterangan lebih lanjut dapat menghubungi:
a. Panitia Pusat di alamat Sekretariat Asosiasi Tradisi Lisan (ATL),
Jalan Menteng Wadas Timur no.8 Jakarta Selatan 12970,
Telp./faks. (021) 8312603.
CP. Sutamat Arybowo : 0812 869 4057
Eka : (021) 921 345 63
b. Panitia Wakatobi di alamat
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Wakatobi
Jln. Permandian Kontamale, no.7 Wangi-Wangi,
Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara
Telp./Faks. (0404) 21935
CP. Safrin : 0856 5654 3446
Noval Monali : 0852 4158 6505
La Tarima : 0856 5656 3131

Tidak ada komentar: