Penghargaan berupa piagam, plakat, dan uang sebesar Rp. 7.500.000.- masing-masing diterima langsung oleh kedua seniman senior itu. Penyerahan penghargaan tersebut memang terkesan sederhana tanpa dihadiri undangan khusus.
Seyogianya penyerahan penghargaan maestro itu direncanakan di Istana
Saidi Kamaluudin menilai sayang sekali penyerahan penghargaan itu tidak mengambil waktu yang khusus dan mengundang para seniman, budayawan dan wartawan. Di sisi lain, Rahman Zeth akan mengusahakan untuk mengulang acara penyerahan penghargaan yang langsung diserahkan oleh Gubernur Sumatera Selatan. "Saya belum bisa janjikan waktunya, karena kita harus lihat dulu jadwal gubernur, " kata Rachman Zeth. /A1/
2 komentar:
Memang nasib seniman tradisi selalu marjinal, namun itulah kenyataan.
Menarik sekali tulisan Pak Supanggah, saya banyak dapat masukan.
Posting Komentar